Jumat, 22 November 2013

A Little Orange in the Big Apple (BAB 9)

9. Tempat yang Disebut Kota New York

Musim semi telah tiba dan semua perhatian mulai difokuskan akan datangnya hari Paskah. Setiap hari Ali menggunakan krayon untuk menggambar bunga, kelinci atau anak ayam berwarna kuning untuk ibunya. Ia akan memberikannya pada Jumat malam ketika ibunya datang untuk menjemput.  Ia  sudah tak sabar untuk memburu telur Paskah di halaman belakang dan menyambut kegembiraan berada di rumah lagi selama seminggu.
Ali berdiri di jalan masuk rumah Mrs Amity untuk menunggu ibunya. “TIIIN, TIIIIN, TIIIN” terdengar suara klakson mobil yang begitu akrab. Ibunya telah datang! Reynolds berada di kursi belakang sedang membaca komik dan masa bodoh ketika adiknya melompat ke kursi depan.
“Hai sayang, ibu punya kabar menggembirakan untuk kalian semua.” ujar ibunya sekonyong-konyong. Ali menoleh Reynolds yang mengangkat bahu dan menggelengkan kepala, mengindikasikan bahwa ia pun tak tahu apa-apa.
“Ibu, aku punya beberapa gambar untukmu.” ujar Ali mengangkat karya seni Paskahnya.
“Sayang, gambar itu begitu indah. Ibu akan melihatnya segera setelah kita sampai di rumah, oke?”
Perjalanan pulang ke River Street menghabiskan waktu sekitar 10 menit dan ibunya berbicara dengan semangat sepanjang jalan.
“Ibu sudah membicarakan dengan ayahmu setiap malam selama seminggu ini di telepon. Ia  mengatakan bahwa sudah waktunya kita semua hidup bersama-sama dalam satu tempat.”
Tiba-tiba Reynolds tertarik untuk menyimak. Ali tak percaya tentang ‘satu tempat’ yang dimaksud ibunya. Tapi saat itu hatinya mulai berdetak lebih cepat. Mungkin doanya pada malam Natal itu benar-benar menjadi nyata!
“Seperti yang kalian tahu ayahmu bernyanyi pada pertunjukkan di kota New York. Menurutnya
pertunjukkan itu akan berlangsung dalam lama. Ia ingin kita menjual rumah kita disini dan pergi untuk tinggal bersamanya. Bukankah itu menyenangkan?”
Keduanya mendengarkan dengan baik setiap kalimat yang ibu mereka katakan.
“Kota New York!” anak-anak memekik penuh semangat dalam waktu yang hampir bersamaan.
“Ingat, ibu pernah menunjukkannya di globe dimana kota New York berada, itu adalah kota yang sangat jauh dari Valley. Kota itu memiliki gedung-gedung tinggi untuk tempat tinggal dan taman besar untuk bermain. Terbaik dari semua yang ada disini, kita semua akan bersama-sama disana.” jelas ibu mereka.
“Apakah kita akan mengajak para kerabat?” tanya Ali yang berpikir tentang Nenek Nettie dan Paman Dan.
“Oh, tidak. Mereka takkan pernah meninggalkan California.” geleng ibunya.
“Jadi, bagaimana pendapat kalian?”
Ali berpikir tentang kebahagiaan ketika mereka semua bersama-sama, sebisa mungkin dimanapun berada. Dia hanya bisa mengingat beberapa kali ketika ayahnya berada di rumah. Sekali, ketika ia bernyanyi di radio dan memenangkan beberapa barang termasuk satu set televisi. Lalu, seseorang datang ke rumah mereka dan memotret berkali-kali ketika mereka bersama-sama. Salah satu foto itu diambil di meja makan dapur kecil mereka. Mereka berpura-pura makan sereal dan minum jus lalu dikomando untuk tersenyum. Foto Itu seperti gambar pada buku Dick dan Jane, semua bersama-sama dan tersenyum, rasanya agak lucu. Ali satu-satunya yang berbalik melihat orang yang memotret. Rasanya aneh ketika kita sedang sarapan, ada seseorang dengan sengaja mengambil gambar. Namun, itulah satu-satunya foto yang mereka punya ketika bersama-sama.

“Ali, Reynolds ingin pergi, bagaimana denganmu? Apa yang kamu pikirkan?”
“Rasanya menggembirakan, tapi juga sedikit sedih meninggalkan Nenek Nettie dan Paman Dan. Apakah aku bisa membawa Smokey Bear dan pistol-pistolanku?” tanya Ali menatap ibunya .
“Smokey tak apa, tapi  tinggalkan semua senjata, busur dan anak panah juga ketapel. Kamu tak memerlukannya di kota New York. Mereka memiliki banyak polisi disana.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar