Saat menulis ini aku sedang hamil 26 minggu setelah menunggu
hampir 1,5 tahun lamanya. Sambil sesekali ditemani tendangan kecil calon bayiku
di dalam perut, lucu deh. Apa sih yang ditunggu pasangan yang baru menikah
selain menantikan hadirnya buah hati yang segera diamanahkan oleh Allah. Tapi
sebenarnya pasca menikah aku dan suami saat itu belum memikirkan tentang
kehamilan dan punya anak. Kami sangat santai perihal itu. Sementara, aku sangat
mensyukuri bahwa akhirnya kami berjodoh hingga menikah. Sampai di titik ini
saja aku sudah merasa sangat beruntung. Suatu hal dulu sepertinya sangat sulit
kami raih. Setelah satu-persatu teman-teman kami melepas masa lajangnya.
Sementara aku dan dia yang pacaran selama 5 tahun seperti mentok saja pada
suatu keadaan yang begitu saja. Seolah jalan semua buntu. Membicarakan
pernikahan seperti sebuah omong kosong dan cita-cita yang menggantung di udara.
Hingga pada suatu waktu jalan itu terbuka dan kami bersatu sebagai suami istri.
Bertemu tak lagi ngemper sampai terkantuk-kantuk karena rindu belum tandas.
Bisa ijab qobul aja udah bagus, nggak kepikiran deh konsep menikah, rias, baju
atawa bulan madu. Segini aja sudah bahagianya tiada tara. Duh, menulis ini aku
sampai meneteskan air mata. Kini aku berpikir bahwa memang apa yang kita jalani
dalam hidup sudah ada ketetapan dari Tuhan. Jadi apa yang harus kutuntut lagi
demi asumsi kebahagiaan lain yang kumau?
Bahagianya bisa berdua terus
Aku masih menikmati keberuntunganku telah bisa bersamanya
setiap hari. Lalu, pertanyaan demi pertanyaan datang. Pemandangan tentang
sehabis menikah ya harusnya punya anak menyeruak ke hadapan dan mengusik dalam
kehidupan. Padahal kami baru menyelami menjadi manusia baru, menyesuaikan ritme
gerak yang dulu sangat berbeda ketika masih sendiri. Mengalami suatu hal yang
dulu kami anggap mudah tapi kenyataannya sulit. Sedang saling belajar tentang
segalanya. Hingga kami mulai merasa sedikit sepaneng yang membuatku bertanya
kenapa ya, kok aku nggak dikasih hamil cepet kayak yang lain? kok pada
gampang-gampang sih tekdung habis merid? Apa ada yang nggak beres sama kita
berdua? Apa udah bener cara bercintanya? dan pertanyaan-pertanyaan dalam benak
yang nggak habis-habis. Hingga suatu hari aku mulai belajar tentang kehamilan
dan mulai mengenal apa itu program hamil. Sampai aku hamil saat ini beberapa
cara untuk hamil dari yang logis sampai kedengeran konyol kulakukan.
Pertama tentu aku googling dulu program hamil itu ngapain
sih? Oh ya ternyata paling tidak harus mengetahui masa subur mencocokkan dengan
siklus menstruasi ketemulah waktu yang bagus untuk berhubungan. Di mana
kemungkinan untuk hamil punya peluang tinggi. Duh, ini aku aja baru ngerti. Ya
ini sekedar pengetahuan sederhana yang pasti harusnya perempuan menikah tahu.
Nah, dari situ aku download deh aplikasi di Playstore namanya kalender saya. Di
situ kita tinggal masukin tanggal mulai haid, berapa hari lamanya dll. Nanti
dia ngitung sendiri tanggal-tanggal masa subur dan ovulasi. Terus prediksi
tanggal haid berikutnya. Lumayan akurat
sih, jadi cukup membantu buat yang sedang menantikan buah hati.
Selain itu aku juga mulai mikir deh buat olahraga.
Sampai-sampai ada tuh beberapa video zumba yang kudownload dari yutub. Mayan
bikin keringetan sih, kalau zumba kan nggak gitu boring karena gerakannya kayak
joget gitu. Pertama-tama sih tiap hari. Habis itu cuma kadang-kadang. Oh ya,
sempat sebulan aku lari tiap pagi sama suamiku sampai beli sepatu olahraga segala.
Dari rumah jalan sampai ke lapangan Pancasila. Dasarnya emang kita suka jalan.
Jadi, seneng aja gitu bisa joging bareng.
Terus, aku juga minum
susu prenagen esensis, selain kemakan iklan juga karena latah aja soalnya di
grup ibu hamil pada konsumsi itu. Dasarnya aku suka susu ya nggak masalah sih.
Aku minum itu selama dua bulan aja kayaknya. Habis 3 kardus ukuran kecil, semua
rasa udah aku coba coklat, vanila sama moka. Yang moka enak, pas pipis jadi
kayak bau kopi, hehehe. Hasilnya? Ya....belum berhasil. Tapi menurutku susu itu
nggak rekomen sih kalau buat promil sama orang yang mudah gemuk. Walaupun
judulnya low fat dan nggak gitu manis. Tapi kalau udah bakat gemuk ya bisa aja
jadi nambah berat badan.
Udah gitu, aku minum madu subur kandungan warna kuning yang
gambar ibu hamil. Sekarang kayaknya ganti judul jadi Madu Suka. Aku cuma beli
satu botol dan itu masih nyisa dikit karena madunya mengendap dan nggumpal
gitu, semut-semut pun suka sama dia. Madu ini aku konsumsi sama jus wortel,
tomat dan apel malang. Itu jus 3 diva yang biasa buat promil jadi setelah
jusnya di saring campurin madunya kesitu. Kalau ini aku konsumsi cukup lama
sih. Walau nggak rutin setiap hari. Tapi kayaknya yang paling telaten ngejus
ini.
Aku minum jus ini sama suamiku kalau dia minta kasih gula
sedangkan aku cukup pakai madu aja udah doyan.
Hal konyol yang pernah kulakuin saking gemesnya yaitu,
ujan-ujanan. Tapi pas hujan lagi deras-derasnya. Katanya ibarat tanaman,
manusia pun bisa subur kalau diguyur air hujan. Jadilah diriku terkompori akan
hal ini. Ada sih beberapa kali aku hujan-hujanan, lama-lama males juga,
dingiiin banged.
Bulan demi bulan terlewati dan tamu bulanan masih datang
juga. Walau kadang kecewa tapi tetep aku harus bersyukur karena tidak ada
masalah dalam siklus menstruasiku. Selalu rutin datang tiap bulan, jadi
bolehlah berlega hati mungkin belum rezekinya untuk dikasih amanah. Tapi ya
gitu deh perasaan emang nggak bisa bohong, dalam hati pasti bertanya-tanya
kapan ya giliranku hamil. Sampe-sampe pas ngerjain apa gitu sempet aja
kepikiran. Padahal ya kita udah nyoba selow. Jangan kepikiran, nggak usah
sepaneng ntar kalau waktunya pasti dikasih. Walau gitu tetep aku mikir, apa
lagi ya. Apa jangan-jangan ada kista atau penyakit lain di rahimku. Misal sel
telur kecil-kecil atau rahim retro dll. Jadi sulit buat untuk dibuahi. Akhirnya
sampai bulan ke sebelas pernikahan aku ke dokter untuk cek kandunga sekalian program hamil sih. Sampai di klinik ini, aku ketemu dokter yang banyak bilang sih recommended. Nggak begitu ngantri lama, giliranku masuk dan mulai cek rahim dengan usg. Alhamdulillah semua sehat. Terus dokternya cuma ngasih 3 tanggal top untuk berhubungan setelah tanya HPHT, di situ kita kaya udah kayak terbungkam, blank dan nggak tahu mau tanya apa lagi. Karena kesan periksa ke dokter kandungan itu kayak diburu-buru. Menurutku, emang kurang tepat sih konsultasi promil ke dokter kandungan. Apalagi dengan masalah kompleks. Dan ya sudah, cuma gitu doank, nggak ada obrolan gimana-gimana yanh buat kita puas. Dokternya cuma pesan kalau belum berhasil sebaiknya balik lagi pas haid hari ke dua. Keluar dari ruang periksa dikasih resep obat starmuno sama vitamin, yang kuduga sih itu kayak semacam asam folat. Semua habis sebanyak 320 rb.