Sabtu, 29 September 2018

Macam-macam program Hamil yang Kujalani

Saat menulis ini aku sedang hamil 26 minggu setelah menunggu hampir 1,5 tahun lamanya. Sambil sesekali ditemani tendangan kecil calon bayiku di dalam perut, lucu deh. Apa sih yang ditunggu pasangan yang baru menikah selain menantikan hadirnya buah hati yang segera diamanahkan oleh Allah. Tapi sebenarnya pasca menikah aku dan suami saat itu belum memikirkan tentang kehamilan dan punya anak. Kami sangat santai perihal itu. Sementara, aku sangat mensyukuri bahwa akhirnya kami berjodoh hingga menikah. Sampai di titik ini saja aku sudah merasa sangat beruntung. Suatu hal dulu sepertinya sangat sulit kami raih. Setelah satu-persatu teman-teman kami melepas masa lajangnya. Sementara aku dan dia yang pacaran selama 5 tahun seperti mentok saja pada suatu keadaan yang begitu saja. Seolah jalan semua buntu. Membicarakan pernikahan seperti sebuah omong kosong dan cita-cita yang menggantung di udara. Hingga pada suatu waktu jalan itu terbuka dan kami bersatu sebagai suami istri. Bertemu tak lagi ngemper sampai terkantuk-kantuk karena rindu belum tandas. Bisa ijab qobul aja udah bagus, nggak kepikiran deh konsep menikah, rias, baju atawa bulan madu. Segini aja sudah bahagianya tiada tara. Duh, menulis ini aku sampai meneteskan air mata. Kini aku berpikir bahwa memang apa yang kita jalani dalam hidup sudah ada ketetapan dari Tuhan. Jadi apa yang harus kutuntut lagi demi asumsi kebahagiaan lain yang kumau?





Bahagianya bisa berdua terus



Aku masih menikmati keberuntunganku telah bisa bersamanya setiap hari. Lalu, pertanyaan demi pertanyaan datang. Pemandangan tentang sehabis menikah ya harusnya punya anak menyeruak ke hadapan dan mengusik dalam kehidupan. Padahal kami baru menyelami menjadi manusia baru, menyesuaikan ritme gerak yang dulu sangat berbeda ketika masih sendiri. Mengalami suatu hal yang dulu kami anggap mudah tapi kenyataannya sulit. Sedang saling belajar tentang segalanya. Hingga kami mulai merasa sedikit sepaneng yang membuatku bertanya kenapa ya, kok aku nggak dikasih hamil cepet kayak yang lain? kok pada gampang-gampang sih tekdung habis merid? Apa ada yang nggak beres sama kita berdua? Apa udah bener cara bercintanya? dan pertanyaan-pertanyaan dalam benak yang nggak habis-habis. Hingga suatu hari aku mulai belajar tentang kehamilan dan mulai mengenal apa itu program hamil. Sampai aku hamil saat ini beberapa cara untuk hamil dari yang logis sampai kedengeran konyol kulakukan.



Pertama tentu aku googling dulu program hamil itu ngapain sih? Oh ya ternyata paling tidak harus mengetahui masa subur mencocokkan dengan siklus menstruasi ketemulah waktu yang bagus untuk berhubungan. Di mana kemungkinan untuk hamil punya peluang tinggi. Duh, ini aku aja baru ngerti. Ya ini sekedar pengetahuan sederhana yang pasti harusnya perempuan menikah tahu. Nah, dari situ aku download deh aplikasi di Playstore namanya kalender saya. Di situ kita tinggal masukin tanggal mulai haid, berapa hari lamanya dll. Nanti dia ngitung sendiri tanggal-tanggal masa subur dan ovulasi. Terus prediksi tanggal haid berikutnya.  Lumayan akurat sih, jadi cukup membantu buat yang sedang menantikan buah hati.


Selain itu aku juga mulai mikir deh buat olahraga. Sampai-sampai ada tuh beberapa video zumba yang kudownload dari yutub. Mayan bikin keringetan sih, kalau zumba kan nggak gitu boring karena gerakannya kayak joget gitu. Pertama-tama sih tiap hari. Habis itu cuma kadang-kadang. Oh ya, sempat sebulan aku lari tiap pagi sama suamiku sampai beli sepatu olahraga segala. Dari rumah jalan sampai ke lapangan Pancasila. Dasarnya emang kita suka jalan. Jadi, seneng aja gitu bisa joging bareng.


Terus,  aku juga minum susu prenagen esensis, selain kemakan iklan juga karena latah aja soalnya di grup ibu hamil pada konsumsi itu. Dasarnya aku suka susu ya nggak masalah sih. Aku minum itu selama dua bulan aja kayaknya. Habis 3 kardus ukuran kecil, semua rasa udah aku coba coklat, vanila sama moka. Yang moka enak, pas pipis jadi kayak bau kopi, hehehe. Hasilnya? Ya....belum berhasil. Tapi menurutku susu itu nggak rekomen sih kalau buat promil sama orang yang mudah gemuk. Walaupun judulnya low fat dan nggak gitu manis. Tapi kalau udah bakat gemuk ya bisa aja jadi nambah berat badan.


Udah gitu, aku minum madu subur kandungan warna kuning yang gambar ibu hamil. Sekarang kayaknya ganti judul jadi Madu Suka. Aku cuma beli satu botol dan itu masih nyisa dikit karena madunya mengendap dan nggumpal gitu, semut-semut pun suka sama dia. Madu ini aku konsumsi sama jus wortel, tomat dan apel malang. Itu jus 3 diva yang biasa buat promil jadi setelah jusnya di saring campurin madunya kesitu. Kalau ini aku konsumsi cukup lama sih. Walau nggak rutin setiap hari. Tapi kayaknya yang paling telaten ngejus ini.

Aku minum jus ini sama suamiku kalau dia minta kasih gula sedangkan aku cukup pakai madu aja udah doyan.


Hal konyol yang pernah kulakuin saking gemesnya yaitu, ujan-ujanan. Tapi pas hujan lagi deras-derasnya. Katanya ibarat tanaman, manusia pun bisa subur kalau diguyur air hujan. Jadilah diriku terkompori akan hal ini. Ada sih beberapa kali aku hujan-hujanan, lama-lama males juga, dingiiin banged.



Bulan demi bulan terlewati dan tamu bulanan masih datang juga. Walau kadang kecewa tapi tetep aku harus bersyukur karena tidak ada masalah dalam siklus menstruasiku. Selalu rutin datang tiap bulan, jadi bolehlah berlega hati mungkin belum rezekinya untuk dikasih amanah. Tapi ya gitu deh perasaan emang nggak bisa bohong, dalam hati pasti bertanya-tanya kapan ya giliranku hamil. Sampe-sampe pas ngerjain apa gitu sempet aja kepikiran. Padahal ya kita udah nyoba selow. Jangan kepikiran, nggak usah sepaneng ntar kalau waktunya pasti dikasih. Walau gitu tetep aku mikir, apa lagi ya. Apa jangan-jangan ada kista atau penyakit lain di rahimku. Misal sel telur kecil-kecil atau rahim retro dll. Jadi sulit buat untuk dibuahi. Akhirnya sampai bulan ke sebelas pernikahan aku ke dokter untuk cek kandunga sekalian program hamil sih. Sampai di klinik ini, aku ketemu dokter yang banyak bilang sih recommended. Nggak begitu ngantri lama, giliranku masuk dan mulai cek rahim dengan usg. Alhamdulillah semua sehat. Terus dokternya cuma ngasih 3 tanggal top untuk berhubungan setelah tanya HPHT, di situ kita kaya udah kayak terbungkam, blank dan nggak tahu mau tanya apa lagi. Karena kesan periksa ke dokter kandungan itu kayak diburu-buru. Menurutku, emang kurang tepat sih konsultasi promil ke dokter kandungan. Apalagi dengan masalah kompleks. Dan ya sudah, cuma gitu doank, nggak ada obrolan gimana-gimana yanh buat kita puas. Dokternya cuma pesan kalau belum berhasil sebaiknya balik lagi pas haid hari ke dua. Keluar dari ruang periksa dikasih resep obat starmuno sama vitamin, yang kuduga sih itu kayak semacam asam folat. Semua habis sebanyak 320 rb.