Sejak telat haid
sekitar semingguan aku nggak sabar buat ke dokter. Ya pengin tahu aja kayak
gimana sih kondisi dalam rahim ketika hamil. Ini entah aku yang nggak sabaran
atau karena pengalaman pertama hamil , jadi aku pengin menjaga sebaik-baiknya. Keputusan
yang kami ambil adalah memeriksakan kandungan di RS Puri Asih Salatiga.
Alasannya adalah beberapa temanku periksa dan lahiran juga di sana. Untuk dr
Spognya sih ya ngikutin yang praktek itu siapa. Yaudah sih cus. Kalau kata
temanku sih dr. Zaky itu asyik, beliau
suka menerangkan secara detail. Dan aku pengin sih dapat dokter yang
komunikatif. Setelah pengalaman promil dapat dokter yang kayak memburu waktu
dan antrian gitu. Jadi udah deh nggak ada komunikasi atau pengetahuan yang
didapat. Padahal pertanyaan di kepala itu banyak banget.
Hari Senin pagi
itu aku mendatangi Puri Asih Salatiga bersama suamiku. Sempat bingung dengan
alur pendaftaran dan riuhnya para pasien yang berjubel, akhirnya kami dapat
antrian setelah tanya-tanya. Tiba antrian kami receptionist menulis data
pasien. Dan karena kita nggak pakai BPJS, so, harus bayar dulu sebesar 130
untuk tindakan dokter. Pada saat itu dokter yang bertugas bukan dokter yang
kuinginkan melainkan dokter pengganti. Ya sudahlah nggak apa-apa kepalang
tanggung udah di sini juga.
Setelah registrasi
rampung kami mulai mengantri di ruang periksa kandungan. Di sana aku
menyerahkan map yang berisi dataku pada perawat yang berjaga di depan. Jujur sih
mejanya cukup berantakan dengan map-map pasien lain yang belum tertata. Aku nggak
terlalu memerhatikan dapat giliran nomer berapa untuk periksa. Tak menunggu
lama, aku dipanggil untuk cek tensi darah dan berat badan. Pada saat itu dapat
perawat yang sepertinya agak nggak sabaran. “Ibu udah tes ppt?” tanya dia. Apa
mbak tespek?” tanyaku. Dia senyum ngeledek. “Itu lho bu, tes pipis.” Lha,
meneketehe tes ppt itu tes urin. Ah ya sudahlah, males juga bahas yang nggak
enak-enak. Karena bakal ada yang nggak enak berikutnya.
Dalam sesi
menunggu itu aku, aku memerhatikan sekeliling. Ada yang lebih lama menunggu
dariku tapi belum dipanggil-panggil. Sedangkan, ada yang baru datang langsung
masuk ruang periksa. Aduh, langsung negative thiking deh. Kok ruwet yah? Tapi ini
masih disimpen saja sih di hati. Akhirnya tiba juga giliran periksa. Perasaan
sih masih biasa saja, cuma bertanya-tanya kira-kira udah kelihatan belum ya?
Buka pintu
terpampang seorang dokter yang kelihatan masih muda. Roman-romannya mirip dr
strange. Aduh, sebenarnya aku agak males sih untuk cerita bagian periksa ini. Karena
dokternya sama sekali nggak asik dan irit ngomong kalau nggak ditanya. Seingatku
Cuma ditanya HPHT (Hari Pertama Haid Terakhir) habis itu berbaring buat usg
perut. Diusek-usek dengan alat ternyata rahimku belum kelihatan apa-apa, wajar
sih baru telat 5 hari. Bahkan kantungnya saja belum ada. “Saya usg lewat bawah
ya” kata dokter. Aduh, males banget deh sebenarnya. Tapi kenapa aku tak sanggup
menolak. Padahal ya harusnya nih, dokter memberikan opsi apa mau diperiksa
trans v apa datang beberapa minggu lagi gitu kek. Ini nggak tau kenapa aku jadi
sebel banget. Ya nggak sama dokternya juga sih. Sama diriku sendiri juga,
kenapa juga gua diem ajah. Ya udah diperiksa deh transvaginal lewat jalan
lahir. Jadi kayak ada alat semacam tongkat gitu dimasukin. Sakit sih enggak. Tapi
rasanya nggak nyaman banget deh, mana agak lama lagi itu ditusuk-tusuk,
wkwkwkwk. *sateekalee. Nyatanya belum juga kelihatan apa-apa. So, aku hanya
disarankan untuk balik lagi satu bulan. Sama diresepin folavit dan obat penguat
kandungan. Ini aku juga agak nyesel, kenapa harus gitu dikasih obat penguat
padahal juga belum kelihatan apa-apa. mana tuh obat mahal lagi. Pada akhirnya
nggak kuminum juga. Kenapa nggak kuminum? Nah diperiksa kehamilan kedua nanti
akan kuceritakan. Jadi yang kuminum cuma folavit karena aku tahu ini suplemen
penting juga untuk mencegah kecacatan karena mengandung asam folalt yang sangat
dibutuhkan janin.