Minggu, 22 November 2015

Kalau Perusahaan Revaluasi Aset, Kita Revaluasi Potensi aja

Belakangan ekonomi di Indonesia memang melesu. Dampak dari kenaikan dolar tentu berimbas pada ekonomi. Masyarakat akan lebih berhati-hati untuk mengatur uang. Sehingga mengurangi konsumsi pada hal-hal yang tidak krusial pun jadi pilihan. Jika sudah begitu, produsen dan perusahaan banyak mengalami kerugian. Lalu keputusan bijak seperti apa yang tidak merugikan banyak pihak? Sebagai buruh, tentu hanya ingin terus bekerja untuk bertahan hidup. Bukan sebagai solusi perusahaan dengan mengurangi jumlah karyawan.

Jumat, 20 November 2015

Jadi Pembeli yang Asyik itu Nggak Susah kok

Satu yang kusadari bahwa kerja apa saja itu sama. Sama-sama capeknya. Mau dapat uang banyak tentu beban kerja pun tambah berat, waktu yang dihabiskan juga tambah lama. Ini tentang kerjaanku yang baru. Yaitu membuat gantungan kunci dari clay. Siapa sangka ini bakal jadi mata pencaharianku, makanya aku mah nggak menyusun cita-cita.  Tau-tau begini, tau-tau begitu. hehehe. 

Pasca resign jadi pengajar setelah lebaran. Aku memutuskan untuk kerja dari rumah. Satu-satunya yang kuyakini bisa menghidupiku dalam waktu dekat ya jualan kerajinan itu. banyak teman-teman yang kukenal pesan. Aku sempat berpikir untuk menitipkan di toko-toko aksesoris dan counter pulsa dekat rumah. Namun, belum sempat hal itu terlaksana, jualanku sudah laris ketika kutawarkan lewat situs e-commerce dengan ikon burung hantu, yaitu tokopedia. Next kuceritakan bahwa jualan di sana mah prospek *nggak iklan suer :)

Kamis, 12 November 2015

Suatu Siang di Godhong Pring Salatiga

Sebulan lalu harusnya aku menulis ini. Memang rencana jauh-jauh hari pengin mencoba kuliner di Godhong Pring yang tempatnya nyelempit, hihihi. Dengar-dengar punya menu berbagai macam teh. Masih ingat, waktu itu siang bolong mau cus ke lokasi. Hampir beberapa meter sampai, eh ada cegatan di daerah Pancasila. Hiyaa, takut sama Pak Pol, langsung belok kiri, pura-pura baca mading, hihihi. Malah sekalian cari hiburan melihat tingkah para pengendara mengahadapi Pak polisi. Lucu-lucu deh. 




Memasuki Godhong Pring yang terletak di Jl. Merbabu gg. 1 No. 3 Pancasila ini terasa sepi sekali kala itu, hanya ada beberapa orang yang terlihat seperti mahasiswa sedang bermain laptop. Sehingga aku ragu, apakah tempat makan ini sudah buka atau belum. 





Menu-menu yang ditulis dengan kapur di paan tulis jadul pun terbatas. Tak ada menu macam-macam teh seperti yang kudengar sebelumnya.  Entah, apa mungkin menu siang dan malam dibedakan. 

Pilihan yang netral dengan lidah ya ayam bakar seharga 12ribu. Minumnya adalah wedang Lawu. Wedang yang merupakan campuran kunyit dan susu, harganya 8ribu. Saya memesan yang hangat, sedangkan si dia pesan es coklat dengan harga 8 ribu


Ayam bakar

Ketika makanan terhidang, agak mengecewakan rasanya. Ayam bakarnya, alot habis dan sulit dikunyah dan ditelan. Baluran kecap di luar sangat banyak hingga gosong namun dalamnya tidak matang. Porsi nasinya pun sedikit. Sehingga yang saya makan hanya nasi dengan sambal. Minuman yang saya pesan juga jadi ditambah es, padahal pesan yang hangat.

Es wedang Lawu dan coklat

Yah, pertama kali berkunjung di sini dengan hidangan yang kurang pas. Rasanya masih harus berpikir-pikir lagi untuk ke sana. Makanya nih, agak-agak males mau review kulineran. Harga yang dibanderol tinggi namun kurang memuaskan. Mesti cari-cari rekomendasi makan yang enak deh. Seringnya nemu tempat makan bagus tapi rasanya makanannya kurang. Eaah, semoga akunya nggak mutung dan terus menulis yah 
Akhir-akhir ini tulisanku jujur banget, hehehe
Sampai jumpa di tulisan selanjutnya :)

Rabu, 11 November 2015

Numpang nongkrong di Cimory

Sudah satu bulan sejak pos terakhir aku baru menulis lagi. Boleh dong aku beralasan. Yaa, karena aku sibuk mengerjakan pesanan gantungan kunci clay yang sekarang jadi sumber utama penghasilanku. Oktober kemarin memang full order. Tiap hari ada yang pesan. Jadi deh aku harus ngebut demi mengisi pundi-pundi, hihihi. Habis itu malah kewalahan sendiri karena nggak memenej pesanan. Makanya November aku membatasi orderan demi menulis lagi. Kangen banget, suwer. 

Sekalipun sok sibuk dengan crafting, tentu aku nggak mau terjebak dengan rutinitas cari duit melulu. Pengen juga jalan-jalan yang dekat-dekat aja dari rumah. Pilihan jatuh ke Cimory. Penasaran banget, kalau weekend, parkir mobil yang berkunjung sampai ke jalan raya. Yaelah ada apanya sih? yang kulihat di jalan ada baliho gede promosi Chocomory yang merupakan produk baru dari Cimory khusus penganan serba caklet. 

 Cochomory