Senin, 20 April 2015

Hilangnya Si Brintik

  Desa Sumberayem sedang geger dengan berita pencurian ayam yang kerap terjadi akhir-akhir ini. Beberapa warga mengaku kehilangan ayamnya. Entah bagaimana cara mencurinya. Tahu-tahu ayam mereka tidak pulang ke kandang.
“Semoga ayam kita aman-aman saja ya Nuri.” kata Nura kepada adiknya.
            “Iya, semoga tidak ada yang mencurinya.” sahut Nuri.
Tak disangka, dua hari kemudian ayam Nuri hilang. Ayam yang ia beri nama Brintik itu tidak kembali. Biasanya ia sudah bertengger di dahan pohon rambutan belakang rumah bersama Lurik. Kini, ayam Nura itu sendirian di dahan sana.
Dibantu ayah dan ibu, dua bocah kembar itu pun mencari Brintik yang menghilang. Namun, sampai matahari benar-benar amblas, mereka tidak menemukan Brintik.
“Besok kita lanjutkan mencari Brintik lagi ya Nuri?” kata ayahnya menghibur anak bungsunya yang tampak muram.
“Iya Yah.” sahut Nuri lesu. 
Keesokan harinya setelah bersusah payah mencari, Brintik tetap tidak ditemukan. Akhirnya Nuri merelakan ayamnya yang raib.
“Udahlah jangan sedih, kita main dakon aja yuk.” ajak kakaknya menghibur. Mereka pun bermain dakon di bangku yang terbuat dari semen dekat rumah tetangga. Sekejap, Nuri pun melupakan kesedihannya.
Saat asyik bermain, tiba-tiba terdengar suara ‘glodak-glodak’ dari dalam rumah tetangganya. Padahal rumah itu kosong karena tetangganya sedang bekerja. Kedua bocah berambut keriting itu langsung mengintip di jendela untuk mengetahui apa yang terjadi. Begitu mereka tiba, suara itu langsung lenyap.
“Aneh ya, kok tiba-tiba suaranya hilang?” gumam Nura menoleh pada adiknya.
“Ah paling tikus.” sahut Nuri cuek.
“Kayaknya sih.” Nura mengedikkan bahu. Mereka pun meneruskan permainan kembali.  
Tak berselang lama suara ‘glodak-glodak’ itu muncul lagi. Malah, semakin berisik dan gaduh.
“Aduh….suara apaan sih itu?” desis Nuri.
“Yuk, kita intip lagi.” ajak Nura.
Mereka pun kembali mengintip. Tidak ada apapun disana dan suara itu langsung hilang lagi.
“Jangan-jangan itu pencuri Nuri.” kata Nura tampak curiga.
“Iya, bisa jadi. Makanya dia langsung ngumpet saat kita datang.”
“Yuk, kita lapor ayah dan ibu.” ajak Nura serta merta.
Cepat-cepat keduanya pulang ke rumah. Bersamaan itu, tetangga mereka pulang bekerja. Nura dan Nuri segera melaporkan apa yang terjadi.
“Yuk kita lihat.” ajak tetangganya. Mereka berdua membuntut di belakangnya. Dari luar, suara berisik itu terdengar, tapi setelah pintu dibuka, suaranya langsung berhenti.
“Sssst.” Pemilik rumah mengisyaratkan mereka agar diam. Dan suara itu muncul lagi! ketiganya langsung mencari sumber suara. Di dapur, di kolong tempat tidur, di kamar mandi, bahkan sampai di lemari. Tapi tetap tidak ada apa-apa.
            Saat hampir putus asa. Tiba-tiba sebuah kardus di atas lemari bergoyang-goyang dan jatuh. Brukk! Dari dalamnya keluarlah seekor ayam berbulu hitam dan putih.
            “Brintiiiiiiiiiiiiiiik!” pekik Nuri kencang. Si Brintik malah kelabakan dan berlari kesana-kemari sambil berteriak petok….petok….petok….petok…. Nura tertawa terpingkal-pingkal. Ternyata Brintik mencari tempat untuk bertelur, hahahaha.

1 komentar: