Kamis, 02 April 2015

Belajar Foto Produk bareng Sriboga

Hai kawan!!! hummm, pagi tadi sudah mendung saja, bikin males ngapa-ngapain. Jadi posting sekarang deh, hehehe. Oh ya, malam ini saya mau cerita tentang pelatihan food photography yang diadakan Sriboga pas hari Selasa, 31 Maret 2015 kemarin. Saya datangnya agak terlambat setengah jam, soalnya dari Ungaran udah bingung mau naik Trans atau bus biasa. Eh, taunya naik Trans lebih hemat sekalipun agak lama pas menunggu di Elizabeth. Sampai lokasi acara sudah dimulai. Di samping saya duduk seorang ibu yang menanyakan "Mbak suka bikin makanan apa saja?" tanyanya. Saya langsung garuk-garuk kepala deh, hihihi. Ya cuma foto ini saksi saya pernah buat makanan apa 'saja'. Maka dari itu saya ingin belajar lebih banyak lagi :)


bakpao bengkak :D


peserta pelatihan food photography

Sesi pertama acara dimulai diisi oleh Mas Taufiq Annas. Di sini beliau membagi pengetahuan tentang teknik fotografi dasar. Apa sih fotografi itu? hmmm, pada tagline di bawahnya tertulis "Melukis dengan Cahaya" Jadi hal penting dalam menghasilkan foto yang bagus adalah pencahayaan. Sesi pertama ini materi kuliahnya agak teoritis dan banyak istilah-istilah yang sulit dicerna otak lemotku, hihihi. Jadi saya kurang ngresep nih, makanya agak sulit mau menulis dan menerangkannya *maaf yah mas Annas :)

Mas Annas mengisi kuliah dua semester :D

Oke deh, setelah ishoma, lanjut di sesi kedua yang diisi oleh Mak cantik, Mbak Diah Didi. Blognya sudah mencapai 12 jutaan viewer lho. Di sana pun telah terposting 1400 resep, waaa. Bikin pengen jadi food blogger deh. Ia membagi ilmunya tentang fotografi produk dari pengalamannya sebagai seorang blogger makanan.
Pertama, Bagaimana sih membuat foto makanan yang menarik sekaligus menjual. Nah, apa sih yang dilihat orang ketika ingin membeli barang secara online. Yup, benar foto. Jadi foto yang bagus akan menarik uang dari saku pembeli, hehehe. Lalu di slide ia membandingakan dua foto kue kering yang berjubel dengan foto kuker yang ditata cantik.

 Mana yang lebih menarik hayo?


sumber gambar                                                               sumber gambar

Pasti yang di sebelah kanan kan? coba ditambah efek remah-remah biar kelihatan crispy, pasti tambah menggiurkanNah, agar foto makanan terlihat fresh. Segera bidikkan kamera sesaat masakan matang, misal kayak kuker gitu, habis di oven langsung jepret. Kalau udah masuk toples kan udah bau angin *angin apaan coba, hihi. Untuk hasil foto yang lebih gregetz. Taruhlah objek yang dekat dengan sumber cahaya, kayak dekat jendela, atau bisa juga di halaman rumah. Waktu-waktu yang tepat untuk memfoto adalah pagi dan sore. So manfaatkankanlah waktu itu. Jika terpaksa menjepret pada waktu-waktu minim cahaya bisa gunakan lampu belajar yang disetting seperti ini.


Teknik pencahayaan agar objek terlihat terang 

Nah, teknik di atas bisa diaplikasikan di rumah dengan menggunakan lampu neon kurang lebih 80 watt di sisi kanan kirinya. Namun, menurut Mbak Diah Didi, pencahayaan paling bagus ya alami, dari matahari.

Mbak Diah Didi sedang mengajari jurus ngesyut makanan dengan tampan *cantik udah biasa kan ya :p


ibu-ibu bersemangat untuk praktek memfoto

Dalam potret memotret tentu tidak lepas dari properti hiasan atawa garnish kan? Agar objek terlihat cantik kita juga perlu memberi aksesori. Ups, cuma jangan berlebihan sehingga buat yang melihat salah fokus. Misal kita mau foto kue kering, ambil saja beberapa taruh di gelas unyu bagian alasnya atau pernak-pernik dari tembikar seperti teko kecil. Mbak Diah sendiri, suka sekali style etnik. Jadi untuk alas, sering menggunakan karung goni. Bisa juga pakai tampah, kayak foto kuker di atas sebelah kanan tadi.

Saat mengambil foto, jepretlah dari berbagai sudut. Ada tiga teknik untuk memfoto yaitu dengan berjongkok, namun jangan terlalu dekat dengan objek, berdiri tegak lurus dan dari atas. Nah, untuk memaksimalkan detail makanan, di kamera settinglah dengan efek makro. Jadi serat-serat makanan akan terlihat lebih jelas. Untuk mendapatkan fokus, tunggu titik merah atau kotak merah yang muncul di kamera. Kalau di kamera saku bisa setengah tekan. Jangan berpuas dulu dengan hanya mengambil beberapa gambar. Jepretlah sebanyak mungkin, minimal 10 kali. Berubah posisi dalam memfoto saja hasilnya beda lho. 

Ini hasil jeprat-jepret dari kamera saku saya


"Ayo jangan malu-malu kalau memotret makanan" kata Mbak Diah
habis itu saya jongkok, hehe


Jepret dari atas



Jangan lupa untuk memperhatikan kebersihan makanan dan segala tetek-bengeknya. Foto di atas itu tadinya cerinya basah loh, terus dilap sama salah seorang ibu peserta pelatihan. Jadi mengilap dan nggak becek kan dilihatnya, hehe. Agar foto lebih meyankinkan lagi, coba potong tengah makanan atau gigit sedikit, sehingga terlihat isinya. Bisa jadi orang takkan berpikir dua kali untuk membeli, jika isinya saja mantaf. hhihi. 

Jadi, foto bagus itu tidak mesti dihasilkan dari kamera yang mahal. Namun bisa disiasati dengan teknik fotografi, Maka maksimalkanlah kamera yang kita punya dengan mempelajari fitur-fitur di dalamnya. Setelah mengikuti pelatihan ini saya saja baru tahu fungsi-fungsi di kamera digitalku, hehe.Terima kasih Sriboga yang sudah memberi kesempatan saya untuk belajar. Oh ya, Sriboga juga sering mengadakan demo bikin makanan lho coba lihat info lengkapnya di tulisan Mbak Diah ini

Huah, rasanya puas belajar pada hari itu. Lain kali saya pengen juga belajar bikin makanan bareng Sriboga. Siapa tahu bakat memasak saya muncul. Waktu galau dulu, sempat sih hobi masak-masak. Kayak bikin donat amburudul dan stik bawang asin gitu, hihihi. Ah, pokoknya saya pengen ikut lagi event-eventnya Sriboga, biar pinter bikin penganan. Aduh, kalah deh, sama ibu-ibu yang kemarin pada bawa kuker lucu-lucu ada lidah kucing rainbow, skutel dan aneka makanan lainnya. Intinya, nggak ada ruginya datang ke acara ini. See you next time :)




1 komentar: