Kamis, 17 Oktober 2013

A Little Orange in the Big Apple (BAB 3)

3. Sungai

Reynolds tiba-tiba muncul dari dalam rumah, pintu kasa dibantingnya seiring berjalan ke ibu dan adiknya .
“Sekarang apa lagi yang terjadi? Kau jatuh? atau apa lagi ha?” kata Reynolds pada adiknya, menggeleng-gelengkan kepala dan mencibir seperti biasa. Meskipun kakaknya menjengkelkan. Namun Ali justru merasa spesial. Ia seperti seorang koboi yang terluka di sebuah acara televisi. Seperti pahlawan kesukaannya Hopalong Cassidy yang berjalan pincang .
“Ibu memberiku bunga.”  Dengan bangga ia menunjukannya ke Reynolds .
“Kata ibu namaku diambil dari bunga ini.” Reynolds memegangi perutnya dan tertawa terbahak-bahak.
“Ya, kamu memang seperti bunga. Tapi bunga sigung di film Bambi.” Ia terbahak lagi.
“Tinggalkan adikmu sendiri. Kalian berdua tak bertemu selama seminggu tapi kalau kumpul tak pernah akur. Demi Tuhan, nanti sudah malam Natal! bersiap-siaplah untuk malam yang agung!”  ibu menggelengkan kepala. Melihat kepada dua anaknya bergantian dan menggumam agar berbaik-baik lalu menghilang di balik pintu. Reynolds memandang Ali sambil menyeringai.
Ali berlari ke dalam rumah dan langsung menuju kamar yang seminggu tak dilihatnya, Menghitung semua boneka binatang, lalu bernapas lega ketika semua seperti sedia kala. Ia mengambil satu yang paling disukainya, Smokey Bear yang mengenakan topi ranger dan seragam lalu mendekapnya erat sambil berkata “Hanya kamu yang dapat mencegah pembakaran hutan.” Ali mendudukan Smokey kembali ke tempat tidur. Dia meraih trusty six shooternya dan topi lalu pergi ke sungai tepat di seberang jalan .
Ketika melintasi medan berlumpur yang mengarah ke sungai. Ia mengeluarkan six shooternya, dan berpura-pura menembak “orang jahat” seperti di televisi.
“Rasakan itu! Kau memang nakal! bam - bam - bam - keluar kau dari lembah dan jangan kembali.” ancam Ali melawan musuh imajiner nya. Ia masih terpincang-pincang seperti Hopalong Cassidy ketika mengarah pada jalanan beton yang menikung ke sungai.

Seharusnya ia tak kesana tanpa Reynolds yang 11 tahun.
“Aku punya pistol, tidak adakah yang ingin melawanku.” katanya dengan suara lantang dengan gaya gaul koboi yang dipelajarinya dalam film koboi ketika dia pulang sekolah .
Sungai itu terbuat dari lempengan beton raksasa dengan tembok tinggi yang  bermil-mil panjangnya melalui San Fernando Valley. Sungai itu biasanya kering selama musim panas tetapi ketika Natal tiba, banyak air yang mengalir ke bawah, terkadang meluap setelah hujan lebat.
Ali menyelinap melalui pintu gerbang yang terdapat tulisan “Dilarang masuk” Dia tahu tanda apa itu. Tapi mudah saja kan mengabaikannya. Siapa tahu, ada orang jahat di bawah yang perlu ditembak dan diseret ke penjara. Ia membayangkan.
 Ia mulai beringsut turun jalan yang mengarah ke sungai dengan punggung yang membelakangi tembok dengan memegang pistol menunjuk ke udara. Bersiap untuk kemungkinan yang terjadi. Dia melompat keluar dan mulai menembak dengan pistol-pistolannya “Meong” seekor kucing liar kebetulan mengendus sekitar tepi air. Suara pistol-pistolan Ali membuatnya takut. Kucing itu berlari menuruni tanah, akhirnya berhenti dan melihat kembali Ali. Lalu perlahan-lahan berjalan pergi .
“Maaf kitty, aku tak hendak menembakmu.” kata Ali menyesal, ia sangat menyayangi binatang. Ia akan senang jika bisa memelihara kucing atau anjing, tapi dengan ayahnya yang pergi sepanjang waktu dan ibunya bekerja “Tak ada pertanyaan.” untuk memelihara binatang. Begitu ibunya bilang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar