3. Sungai
Reynolds tiba-tiba muncul dari dalam
rumah, pintu kasa dibantingnya seiring berjalan ke ibu dan adiknya .
“Sekarang apa lagi yang terjadi? Kau
jatuh? atau apa lagi ha?” kata Reynolds pada adiknya, menggeleng-gelengkan kepala
dan mencibir seperti biasa. Meskipun kakaknya menjengkelkan. Namun Ali justru
merasa spesial. Ia seperti seorang koboi yang terluka di sebuah acara televisi.
Seperti pahlawan kesukaannya Hopalong Cassidy yang berjalan pincang .
“Ibu memberiku bunga.” Dengan bangga ia menunjukannya ke Reynolds .
“Kata ibu namaku diambil dari bunga
ini.” Reynolds memegangi perutnya dan tertawa terbahak-bahak.
“Ya, kamu memang seperti bunga. Tapi
bunga sigung di film Bambi.” Ia terbahak lagi.
“Tinggalkan adikmu sendiri. Kalian
berdua tak bertemu selama seminggu tapi kalau kumpul tak pernah akur. Demi
Tuhan, nanti sudah malam Natal! bersiap-siaplah untuk malam yang agung!” ibu menggelengkan kepala. Melihat kepada dua
anaknya bergantian dan menggumam agar berbaik-baik lalu menghilang di balik
pintu. Reynolds memandang Ali sambil menyeringai.
Ali berlari ke dalam rumah dan
langsung menuju kamar yang seminggu tak dilihatnya, Menghitung semua boneka
binatang, lalu bernapas lega ketika semua seperti sedia kala. Ia mengambil satu
yang paling disukainya, Smokey Bear yang mengenakan topi ranger dan seragam
lalu mendekapnya erat sambil berkata “Hanya kamu yang dapat mencegah pembakaran
hutan.” Ali mendudukan Smokey kembali ke tempat tidur. Dia meraih trusty six shooternya dan topi lalu pergi
ke sungai tepat di seberang jalan .
Ketika melintasi medan berlumpur yang
mengarah ke sungai. Ia mengeluarkan six
shooternya, dan berpura-pura menembak “orang jahat” seperti di televisi.
“Rasakan itu! Kau memang nakal! bam -
bam - bam - keluar kau dari lembah dan jangan kembali.” ancam Ali melawan musuh
imajiner nya. Ia masih terpincang-pincang seperti Hopalong Cassidy ketika mengarah
pada jalanan beton yang menikung ke sungai.
Seharusnya ia tak kesana tanpa
Reynolds yang 11 tahun.
“Aku punya pistol, tidak adakah yang
ingin melawanku.” katanya dengan suara lantang dengan gaya gaul koboi yang dipelajarinya
dalam film koboi ketika dia pulang sekolah .
Sungai itu terbuat dari lempengan beton
raksasa dengan tembok tinggi yang bermil-mil
panjangnya melalui San Fernando Valley. Sungai itu biasanya kering selama musim
panas tetapi ketika Natal tiba, banyak air yang mengalir ke bawah, terkadang meluap
setelah hujan lebat.
Ali menyelinap melalui pintu gerbang
yang terdapat tulisan “Dilarang masuk” Dia tahu tanda apa itu. Tapi mudah saja
kan mengabaikannya. Siapa tahu, ada orang jahat di bawah yang perlu ditembak dan
diseret ke penjara. Ia membayangkan.
Ia mulai beringsut turun jalan yang mengarah
ke sungai dengan punggung yang membelakangi tembok dengan memegang pistol
menunjuk ke udara. Bersiap untuk kemungkinan yang terjadi. Dia melompat keluar
dan mulai menembak dengan pistol-pistolannya “Meong” seekor kucing liar kebetulan
mengendus sekitar tepi air. Suara pistol-pistolan Ali membuatnya takut. Kucing
itu berlari menuruni tanah, akhirnya berhenti dan melihat kembali Ali. Lalu
perlahan-lahan berjalan pergi .
“Maaf kitty, aku tak hendak
menembakmu.” kata Ali menyesal, ia sangat menyayangi binatang. Ia akan senang jika
bisa memelihara kucing atau anjing, tapi dengan ayahnya yang pergi sepanjang
waktu dan ibunya bekerja “Tak ada pertanyaan.” untuk memelihara binatang.
Begitu ibunya bilang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar